Teori Asimilasi Sebagai Pilihan Kebijakan Untuk Resolusi Konflik Kepartaian Di Kota Yogyakarta

Menjelang perayaan Tahun Baru 2023, selaku anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Antonius Fokki Ardiyanto S.IP pada tanggal 31 Desember 2022 di ruang Fraksi PDI Perjuangan, menerima wawancara dari mahasiswa S2 Universitas Pertahanan Jakarta dimana salah satu Guru Besarnya adalah Ibu Megawati Soekarnoputri dan salah satu alumninya adalah Bpk Hasto Kristiyanto. Nama mahasiswa tersebut adalah Adityo Santoso yang telah mengajukan ijin penelitian ke Sekretariat Dewan pada tanggal 13 Desember 2022. Tema atau judul yang diajukan untuk thesis dan bahan wawancara adalah strategi Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata internasional dalam menangani konflik antara pendukung PDI Perjuangan dsn PPP guna menjaga stabilitas keamanan.

Dalam wawancara tersebut ada beberapa yang disampaikan bahwa konflik yang terjadi harus dimaknai adanya perbedaan cara pandang dalam melihat sesuatu dan perbedaan cara pandang karena ada beberapa faktor diantaranya latar belakang sosial, politik, ekonomi dan budaya serta sejarah kepartaian di Yogyakarta. Perbedaan cara pandang ini tidak bisa hanya diselesaikan melalui pertemuan pertemuan atau perdamaian bila terjadi konflik fisik atau pembagian sumber sumber ekonomi tetapi harus lebih dari itu. 

Setelah berdiskusi hampir dua jam di ruang Fraksi PDI Perjuangan, ada titik temu usulan yang mungkin saja akan menjadi inti dari thesis dengan tema diatas yang dapat/akan diusulkan menjadi rekomendasi untuk pemangku kebijakan yang ada di Kota Yogyakarta. 

Salah satunya yaitu menggunakan pendekatan teori asimilasi. Teori asimilasi dapat diartikan adanya penggabungan dua kebudayaan untuk dapat menghasilkan kebudayaan baru. Menurut Raymond H.C Teske dan Bardin Nelson proses ini juga dapat diartikan sebagai proses peleburan budaya. Sedangkan Soekanto, menyampaikan asimilasi adalah proses sosial dalam taraf lanjut untuk mengurangi ketegangan ketegangan atau perbedaan perbedaan antar kelompok untuk menjadi satu kesatuan tindakan. 

Dengan ditawarkan kebijakan asimilasi dalam dataran praktis yaitu bahwa sumber sumber ekonomi bisa dikelola bersama (selama ini ada pembagian sumber ekonomi). Dengan dikelola bersama maka dari sisi positif akan terjadi proses bermasyarakat (srawung : bhs jawa) dari kedua kelompok arus bawah dari kedua partai politik sehingga harapannya tidak lagi terjadi konflik konflik yang tidak perlu karena perbedaan cara pandang dan sebagai akibat berita berita hoax yang beredar. 

Harapan yang lebih esensi lagi adalah terjadi pemahaman yang sama seperti yang juga telah disampaikan oleh Bung Karno Sang Proklamator "Bahwa negara ini didirikan semua untuk semua bukan untuk satu golongan saja...."

Antonius Fokki Ardiyanto S.IP
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Yogyakarta